Pages

Sunday 4 August 2013

PERTEMPURAN LELAKI DENGAN IBLIS

Suami istri itu hidup tenteram mula-mula. Meskipun melarat, mereka selalu taat kepada perintah Tuhan. Si Suami adalah seorang yang alim yang taqwa dan tawakkal. Tetapi sudah beberapa lama istrinya mengeluh terhadap kemiskinan berkepanjangan. Ia memaksa suaminya agar mencari jalan keluar. Ia membayangkan alangkah senangnya hidup jika segala-galanya serba cukup.



Pada suatu hari, lelaki yang alim itu berangkat ke ibu kota, untuk mencari pekerjaan. Di tengah perjalanan ia melihat sebuah pohon besar yang tengah dikerumuni orang. Ia mendekat. Ternyata orang-orang itu sedang memuja-muja pohon yang konon keramat dan sakti itu. “Ini syirik,” fikir lelaki itu. “Ini harus diberantas habis. Masyarakat tidak boleh dibiarkan menyembah dan meminta selain kepada Allah.” Maka pulanglah ia terburu-buru. Istrinya heran mengapa secepat itu suaminya kembali. Lebih heran lagi ketika si suami mengambil sebuah kapak dan bergegas keluar. Istrinya bertanya namun ia tidak menjawab. Segera dinaiki keledainya dan dipacu cepat-cepat ke pohon itu. Sebelum sampai di tempat pohon itu, tiba-tiba melompat sesosok tubuh tinggi besar dan hitam. Dia adalah iblis yang menyerupai manusia.

“Hey, mau kemana kamu?” tanya si iblis.

“Saya mau pergi menebang pohon yang selalu disembah orang-orang itu.” jawab lelaki itu.

“Sudah pulang saja. Biarlah mereka yang syirik, yang penting kamu tidak ikut-ikutan seperti mereka.”

“Tidak. Kemungkaran harus diberantas.” jawab si alim tegas.

“Berhenti jangan teruskan!” bentak si iblis.

Namun karena si alim tadi tetap teguh pada pendiriannya, maka terjadilah perkelahian antara mereka. Mereka dari postur tubuh mereka, seharusnya si iblis dapat dengan mudah mengalahkan si lelaki alim itu. Namun kenyataannya si iblis lah yang kalah. Namun dasar si iblis yang pandai menggoda manusia, ia kemudian berkata “Tuan, maafkan saya. Sekarang lebih baik Tuan pulang saja, saya berjanji setiap Tuan selesai shalat subuh saya sediakan uang emas empat dinar.”

Mendengar janji iblis tersebut, ia kemudian teringat akan istrinya yang setiap hari selalu mengeluh atas kemiskinannya. Ia membayangkan dengan uang yang dijanjikan oleh si iblis, ia akan kaya dan hidup berkecukupan bersama istrinya. Lunturlah niatnya semula untuk memberantas kemungkaran, dan ia segera pulang.

Keesokan harinya, setelah ia menunaikan shalat subuh, ia membuka tikar tempat sembahayangnya dan memang di bawah tikar itu terdapat uang seperti yang dijanjikan si iblis. Ia pun gembira, begitu juga dengan istrinya. Kejadian itu berlangsung beberapa hari hingga pada hari kelima, setelah selesai shalat subuh ia tidak menemukan uang lagi di bawah tikar tempat shalatnya. Si istri pun kecewa karena uang yang kemarin telah habis dibelanjakan.

Dengan lesu si suami menjawab, “Jangan khawatir, mungkin besok kita akan dapat delapan dinar sekaligus.”

Keesokan harinya setelah selesai shalat subuh, dibukanya tikarnya namun masih kosong.

“Kurang ajar. Penipu.” teriak si istri. “Ambil kapak, tebanglah pohon itu.”

Maka segera si suami mengeluarkan keledainya dan membawa kapak hendak menebang pohon yang membuat orang-orang musyrik itu. Namun di tengah jalan ia kembali dihadang oleh si iblis.Disini kembali terjadi perkelahian antara mereka. Namun kali ini ternyata si suami lah yang dapat dikalahkan dengan mudah oleh si iblis.

“Dengan kekuatan apa engkau dapat mengalahkanku, padahal dulu engkau tidak berdaya melawanku?” tanya si lelaki itu sambil menahan kesakitan.

Si iblis pun menjawab, “Tentu dulu kamu dapat mengalahkanku dengan mudah, itu karena kau pergi dengan niat untuk Allah, demi Allah. Walaupun kukumpulkan seluruh pasukanku dari golongan iblis untuk menyerangmu, aku pasti takkan mampu mengalahkanmu. Tapi sekarang kamu pergi hanya karena kamu tidak menemukan uang dibawah tikar tempat shalatmu. Maka aku dapat mengalahkanmu dengan sangat mudah. Sekarang pulanglah, atau ku patahkan lehermu!”

Mendengar penjelasan si iblis, si lelaki itu pun terdiam. Ia merasa bersalah karena niatnya dulu untuk memberantas kemungkaran demi Allah luntur hanya karena godaan harta benda. Ia sadar telah menyalahgunakan agama untuk kepentingan duniawi.



Semoga kita selalu bisa menjaga hati kita untuk selalu tertuju pada Allah. Amiinn…

#YNWA

No comments: